Seiring perkembangan teknologi dan informasi
yang semakin pesat, masyarakat desa diharapkan mampu merespons dan memanfaatkan
peluang tersebut guna mendukung pelaksanaan pembangunan di desanya masing-masing.
Sesuai amanat UU Desa Tahun 2014, peluang tersebut dapat diwujudkan dalam
bentuk pengelolaan Sistem Informasi Desa (SID). Terutama untuk aparatur desa,
SID sangat bermanfaat untuk peningkatan kinerja mereka dalam memberikan
pelayanan prima, cepat dan tepat ke masyarakat.
Hal ini terungkap saat Bitra Indonesia
melakukan sosialisasi SID pada Kamis (17/9), di Aula Kantor Desa Tanjung Harap,
Kecamatan Serba Jadi, Kabupaten Serdang Bedagai. Kegiatan yang diadakan bekerjasama
dengan Forum SID Sumut dan pemerintah Desa Tanjung Harap ini juga dihadiri
unsur Muspika Kecamatan Serba Jadi, Korda Sapa Kawasan Sumut, dan Ikatan Pelaku
Pemberdayaan Masyarakat Indonesia (IPPMI) Sumut.
Camat Serba Jadi Nasaruddin Nasution
mengatakan, dalam menerapkan SID tentunya akan banyak ditemukan kendala dan
tantangan, tergantung budaya masyarakat dan bagaimana memanfaatkan teknologi
yang ada. “Untuk itu, kami berharap kepada Bitra Indonesia agar terus melakukan
pemberdayaan dan pendampingan kepada warga desa. Hal ini untuk meningkatkan SDM
warga desa dalam mengikuti perkembangan teknologi dan informasi. Sebelumnya,
kami juga sangat mengapresiasi Bitra Indonesia yang telah menjadikan Desa
Tanjung Harap sebagai pilot project
dalam rangka penerapan SID. Ke depan, diharapkan SID ini akan menciptakan
kemandirian desa,” katanya.
Kepala Desa (Kades) Tanjung Harap, Ahmad Zain
Nasution juga mengaku bangga atas partisipasi warganya dalam kegiatan
sosialisasi SID. Karena dari 5 desa di Kabupaten Serdang Bedagai yang telah mengikuti
pelatihan SID di Yogyakarta pada Juni lalu, Desa Tanjung Harap merupakan desa
yang pertama kali di Sumatra Utara mengonlinekan website desanya dengan SID. Jadi
website desa sudah dapat diakses secara luas oleh orang banyak. Untuk itu, dia
berharap operator SID dan jurnalis warga Desa Tanjung Harap tetap semangat
dalam menjalankan tugasnya.
Zaini menambahkan, SID ini sangat berguna
untuk data-data yang ada di desa. “Mudah-mudahan program SID ini juga dapat
diterapkan di seluruh desa lain, tak cuma di Serba Jadi, tapi juga di desa-desa
di wilayah kabupaten lainnya,” harapnya kepada peserta sosialisasi SID, yang
juga berasal dari Deli Serdang dan Kotamadya Tebing Tinggi.
Mengenai SID, Anta dari Bitra Indonesia menjelaskan,
Bitra Indonesia sebelumnya telah mengajak para calon operator SID dari 6 desa
dan 1 kelurahan yang ada di Kabupaten Serdang Bedagai, Batubara dan Kotamadya
Tebing Tinggi, untuk mengikuti pelatihan SID di Yogyakarta. Di Yogya para peserta
diajak langsung meninjau penerapan SID di Desa Balerante (Kab. Klaten) dan Desa
Dlingo (Kab. Bantul). “Penerapan SID di kedua desa tersebut sudah sangat jauh
lebih maju. Semuanya sudah berbasis IT (Informasi dan teknologi). Kadesnya juga
ikut terlibat dalam SID. Hal inilah yang menginspirasi kita agar SID juga bisa
diterapkan di Serdang Bedagai dan desa-desa lainnya,” ujarnya.
Lebih lanjut Anta menyampaikan, di Desa
Tanjung Harap ini, Bitra Indonesia tidak hanya melakukan pendampingan
pemberdayaan masyarakat, tapi juga berupaya untuk pengembangan kapasitas
aparatur desa. “Jadi, di desa ini, Bitra tidak hanya melakukan penguatan
kelompok masyarakat, tapi juga penguatan aparatur desanya. Ke depan, training pengembangan aparatur desa bisa
juga dilakukan bekerjasama dengan pihak kabupaten, seperti Bappeda dan BPMPD.
Terutama dalam hal penguatan pengelolaan SID,” paparnya.
Potensi dan
Kritik untuk Pengembangan SID
Menurut Anta, selain untuk mempermudah
pelayanan desa dalam hal administrasi desa, misalnya surat menyurat, SID bisa
juga dikelola untuk mendata masyarakat miskinnya. “Seperti kriteria warga
miskin, kita tentukan secara partisipatif, gunakan melalui SID. Kriterianya
kita tentukan bersama, kita rumuskan bersama dan data harus transparan. Paling
tidak, ada 10 kriteria warga miskin dalam analisis SID,” imbuhnya.
Tak cuma itu, hal-hal yang menyangkut
pengembangan SID juga disampaikan oleh para peserta sosialisasi SID. Misalnya
yang disampaikan Kominta Sari Purba dari Korda Sapa Kawasan Sumut. “Soal angka
kematian ibu, angka kematian bayi, kemiskinan daerah yang saat ini masih sulit
dicari angkanya di kecamatan, semoga dapat dicarikan data dan solusinya melalui
SID,” pesannya.
Menurut Mulyadi Siagian dari IPPMI Sumut,
masih banyak pemerintah desa yang belum terbuka, misalnya soal anggaran. “Untuk
itu, dalam rangka transparansi informasi, soal APBDes juga penting dimasukkan
dalam SID, sebab ini akan memberikan kepercayaan kepada masyarakat bahwa
pemerintah lebih terbuka,” ujarnya.
Hal senada juga disampaikan sekretaris BPD
Desa Tanjung Harap, Irianto Sipayung. Dia menghimbau, alangkah baiknya rencana
anggaran dimasukkan ke SID, setidaknya BPD dan pemerintah desa bisa langsung menjawab
berbagai pertanyaan masyarakat, baik persoalan anggaran maupun persoalan
lainnya. “Hal ini bertujuan untuk mewujudkan pemerintahan desa yang transparan
dan akuntabel,” imbuhnya.
Di samping itu, Akbar dari Forum SID Sumut
mengingatkan soal pentingnya klarifikasi dan verifikasi data. Menurutnya, dalam
menginput data di SID, operator perlu klarifikasi ke kepala dusun (kadus) atau juga
ke masyarakat. “Oleh sebab itu, sulit kalau tidak ada kerjasama dengan
perangkat desa dan masyarakatnya. Artinya, apa guna online kalau datanya tidak
akurat. Kalau tidak akurat sama saja dengan membohongi masyarakat. Untuk Desa
Pekan Tanjung Beringin sendiri, mudah-mudahan di awal tahun 2016 SID-nya sudah
rampung dan bisa dipublikasikan,” ujarnya.
Bitra Hibahkan
Seperangkat Komputer Pendukung SID Tanjung Harap
Untuk mendukung pengelolaan SID di Desa
Tanjung Harap, Anta juga menyerahkan bantuan hibah dari Bitra Indonesia berupa
separangkat komputer. Bantuan diberikan langsung kepada pemerintah Desa Tanjung
Harap disaksikan warga dan unsur Muspika Kecamatan Serba Jadi. “Seperti janji
Bitra, apabila sudah ada 80 % data di komputer yang diinput dalam SID, Bitra Indonesia
menghibahkan seperangkat komputer yang peruntukannya untuk SID yang ada di desa
tersebut, seperti Desa Tanjung Harap ini,” katanya.
Selanjutnya Anta juga berharap, sebagai salah
satu desa yang menjadi pilot project
SID, kalau ada desa di wilayah Kecamatan Serba Jadi yang mau belajar tentang
SID sudah bisa ditanyakan kepada Yuli dan Fachri (operator SID dan jurnalis
warga Desa Tanjung Harap). Anta juga mengingatkan, dalam pengelolaan SID, meskipun
sudah ada admin dan operator, kalau tak ada berita tak menarik juga. “Untuk
itu, kita butuh berita yang ditulis oleh warga desanya sendiri, yaitu jurnalis
warga. Supaya bisa dilihat oleh orang banyak. Jadi, ini bukan tanggung jawab mereka
berdua saja, tapi juga tanggung jawab seluruh warganya. Soal kesejahteraan
mereka (para pengelola SID), dengan adanya UU desa, mudah-mudahan ini bisa
dianggarkan,” jelasnya.
Menurut Yuli, saat ini sudah ada sekitar 20
berita di web desa tanjungharap.pe.hu.
Ke depan, website desa juga berupaya menggali potensi ekonomi kreatif yang ada
di Desa Tanjung Harap, misalnya seperti Roti Ranvela dan Es Krim GL yang dipromosikan
dalam sosialisasi SID kali ini. “Kami sangat berharap kepada warga yang
memiliki kemampuan menulis berita, artikel, bisa dikirim melalui email desa: admin@tanjungharap.pe.hu atau kontak
ke nomor: 085261177177,” jelasnya. (jc)