Senin, 08 Juli 2013

Melalui SLPSA, Petani Harus Bisa Mandiri

Dalam rangka mengampanyekan dan mengembangkan pertanian organik, Bitra Indonesia kembali mengadakan sekolah lapang pertanian selaras alam (SLPSA), yaitu pola pertanian yang sering disebut pertanian organik. Sekolah lapang ini diadakan sejak awal Maret 2013 di dua desa, yaitu Desa Pulau Tagor dan Desa Celawan, keduanya berada di Kabupaten Serdang Bedagai. Harapannya, dengan mengikuti SLPSA ini, para petani harus bisa lebih mandiri dan berani melakukan pertanian organik secara berkelanjutan.  
Jumarni, staf community development Bitra Indonesia menjelaskan hal tersebut di hadapan 26 peserta SLPSA di Desa Pulau Tagor, Kecamatan Serbajadi, Kabupaten Serdang Bedagai, beberapa waktu lalu. Hal senada juga disampaikannya pada para peserta SLPSA di Desa Celawan, Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Bedagai. Pada intinya, kegiatan sekolah lapang ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat petani tentang pentingnya pertanian organik itu dilakukan. “Selain merawat keberlanjutan lahan pertanian, pertanian organik juga dapat mendukung pengurangan dampak perubahan iklim,” ujarnya.
Praktek pada sekolah lapang itu sendiri, tambahnya lagi, akan lebih memberikan pemahaman kepada masyarakat petani bagaimana melakukan pertanian organik secara benar dan baik, lalu membandingkannya dengan pertanian konvensional. “Dengan mengikuti sekolah lapang ini, para petani dari Desa Pulau Tagor dan Desa Celawan diharapkan mampu memberikan penjelasan kepada petani lainnya bagaimana bertani yang baik secara organik, dan apa saja keuntungannya. Karena mereka sudah mengalaminya sendiri, tentu penjelasan mereka akan lebih berkesan,” jelasnya.
Selain dilatih bagaimana melakukan pengamatan dan analisa agroekosistem, para peserta sekolah lapang juga dibekali dengan berbagai keterampilan bagaimana membuat pupuk organik, baik padat maupun cair. Beberapa pemateri atau fasilitator, seperti Pak Kamaruddin dan Pak Sarman dari Desa Lubuk Bayas juga sengaja diundang untuk diajak sharing, yaitu berbagi pengalaman dan cerita tentang seputar pertanian organik, dengan para peserta SLPSA tersebut. Pelatihan budidaya genjer juga sempat diajarkan oleh Pak Kliwon dari Langkat.
Selain itu, para peserta juga dilatih bagaimana melakukan komunikasi persuasif agar dapat mempresentasikan hasil pengamatannya dalam sekolah lapang dengan baik. Hal ini juga untuk memupuk keberanian petani dalam mengeluarkan pendapat dan menyuarakan hak-haknya serta membagi pengetahuannya. Termasuk juga diskusi mengenai pentingnya jaminan sosial kerja, dalam hal ini disosialisasikan oleh PT Jamsostek Cabang Tanjung Morawa. Pada pertengahan Juni lalu, para peserta SLPSA juga diajak berdiskusi mengenai ancaman kapitalisme global yang disampaikan oleh Iswan Kaputra, Manager ICT Bitra Indonesia. (jc)

0 komentar:

Posting Komentar

 

Blogger news

Blogroll

About